JAKARTA – Sultrainfo.id.
Wali Kota Solo yang juga putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, sempat dipanggil Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri di Solo. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, yang juga ikut dalam pertemuan itu, menyampaikan isi pertemuan Megawati dan Gibran tersebut.
“Ya pertemuan Ibu Mega dan Mas Gibran kan dilakukan secara rutin. Ibu Mega sering bertemu dengan para kepala daerah dari PDI Perjuangan dan disitu Ibu Mega menyampaikan masukan-masukan. Ini bentuk perhatian Ibu Mega,” kata Hasto saat ditanya wartawan disela menjadi pembicara dalam Seminar di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis (15/12/2022)
Hasto menyampaikan Megawati selalu semacam melakukan ‘scanning’ terhadap wilayah yang dikunjunginya. Begitu juga saat ke Solo, selain karena berbarengan dengan menghadiri pernikahan Kaesang, Megawati juga memantau tata kota Solo, tanaman-tanaman, dan ruang publiknya. |
“Apalagi kota Solo kan juga pusat kebudayaan, sehingga dalam pertemuan itu Ibu Mega juga menerima laporan Mas Gibran dan Ibu Mega memberikan arahan terkait pertemuan itu,” ucapnya.
Lebih lanjut, Hasto juga bicara terkait Ganjar. Dia menyebut Ganjar juga diperlakukan sama dengan Gibran maupun kepala daerah PDIP lainnya. Dia menyampaikan para kepala daerah PDIP selalu dididik sejak awal lewat sekolah partai dan kinerjanya selalu dipantau oleh Megawati.
“Karena PDI Perjuangan adalah partai yang melekat dari rakyat kecil, kaum marhaen. Sehingga kekuasaan harus diabdikan untuk pembebasan kaum marhaen. Jadi itulah yang didialogkan oleh Ibu Mega ketika bertemu dengan para kepala daerah,” jelas Hasto.
“Bagaiman kebijakan anggarannya, Bagaimana dalam penataan lingkungan, budayanya. Kebijakan legislasinya. Ibu Mega sangat detail sehingga dialog bisa berlangsung cukup lama,” lanjut dia.
Hasto juga menjelaskan alasan dalam pertemuan itu tidak ada Ganjar. Menurutnya, Megawati saat itu ke Solo bukan ke Semarang atau ke Provinsi Jawa Tengah.
“Itu biasa, kadang kadang Ibu Mega dengan Pak Rudi, kadang ibu dengan wali kota Solo, kadang dengan Pak Ganjar. Itu tak ada persoalan. Karena ketika itu Ibu Mega kan datang ke kota Solo. Tidak ke Semarang. Tidak ke Provinsi Jawa Tengah. Sehingga dialognya dengan Mas Gibran dan juga Pak Rudi,” tutur Hasto. (Dilansir dari detikNews, 15/12/2022) Red.