
Konawe, – Polemik tawaran sampai intimidasi tak berujung,Tenaga kerja lokal menanggapi klarifikasi bantahan Human Resource Department (HRD) Perusahaan PT. VDNI dan PT. OSS.
Dalam klarifikasi Ahmad Saekuzen selaku HRD lewat beberapa media online, Ia mengatakan tidak ada yang menawari mereka, dalam tim building terkait transisi HRD berfokus pada dua hal yaitu integritas dan loyalitas.
E (inisial) selaku tenaga kerja lokal menanggapi pernyataan tersebut, E menjelaskan bahwa pernyataan HRD terkait tak adanya tawaran uang sebanyak 1-2 milyar sangatlah tidak benar.
“Sangat jelas dia menawarkan kepada kami 1-2 milyar, setelah itu dia mengeluarkan uang tunai picahan 50 ribu kurang lebih 2-3jutaan di atas mejanya untuk kemudian memaksa kami harus jujur!, saya sudah jujur terkait pekerjaan kami, mungkin hanya alasan dia saja kami di paksa jujur tanpa adanya kebohongan, dan tujuannya supaya kami secepatnya keluar dari perusahaan” Terangnya pada awak media.

Kemudian setelah ia mengeluarkan sejumlah uang tunai di atas meja, E (inisial) bersama ke dua rekannya merasa sangat terhina karena ia mengangap harga diri mereka sebagai masyarakat sultra (lokal) sudah di injak-injak.
“Saya dan ke dua teman saya sangat merasa terhina karena dia mengeluarkan uang tunai dan menunjukan kepada kami, seakan-akan harga diri kami mau di beli, kamipun merasa harga diri kami di injak-injak setelah kejadian itu, padahal kami orang asli sini sedangkan dia orang dari luar!”tegas E saat di wawancarai via whatsapp.sabtu(11/12/21)
Sebelum kejadian tersebut E juga mengungkapkan bahwa adanya intimidasi ancaman akan di SP 3 bersama rekan kerjanya berjumlah 8 orang.
Di tempat lain, I (inisial) rekan kerja E mengungkapkan bahwa seharusnya HRD perusahaan menunjukkan perilaku yang baik dan profesional kepada seluruh anggota karyawan perusahaan tanpa terkecuali.
“Harusnya HRD menunjukkan perilaku yang baik ke seluruh anggota karyawan perusahaan tanpa terkecuali, saya juga ikut bersama teman saya di ruangan HRD dan itu betul yang di katakan teman saya E, HRD mengeluarkan uang dan menujukan kepada kami, kemudian saya sampaikan bahwa uang sebanyak itu tidak mampu membeli harga diri kami pak!, kami lahir disini pak!” jelasnya saat di wawancarai oleh awak media via phone.
Ia juga menambahkan bahwa mereka sudah cukup sabar terkait intimidasi yang di lakukan oleh HRD perusahaan sejak 1 minggu lalu
“Sebelum kejadian itu kami bersama teman kerja berjumlah 8 orang, sudah tidak sabar lagi karna adanya upaya intimidasi oleh pihak HRD dan mengancam kami semua mau di SP3 tanpa adanya SP1 dan SP2!”
“ Kami disuruh-suruh kayak anak sapi yang tidak tau arah, tiba-tiba dia mengancam mau SP3 kami tanpa adanya alasan yang detail, karna perilaku yang tidak profesional dan adanya intimidasi kepada masyarakat lokal seperti kami, kami memilih resign!” Tutupnya.sabtu(11/12/21)